terima kasih ! atas kunjungan. saya berharap kunjungan berikutnya

Selasa, 20 November 2012

LAJU REAKSI


Reaksi kimia berlangsung dengan kecepatan yang berbeda beda. Meledaknya petasan, adalah contoh reaksi yang berlangsung dalam waktu singkat. Proses perkaratan besi, pematangan buah di pohon, dan fosilisasi sisa organisme merupakan peristiwaperistiwakimia yang berlangsung sangat lambat.Reaksi kimia selalu berkaitan dengan perubahan dari suatu pereaksi (reaktan)menjadi hasil reaksi (produk).Pereaksi (reaktan) Hasil reaksi (produk) Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah (konsentrasi) pereaksiper satuan waktu atau bertambahnya jumlah (konsentrasi) hasil reaksi per satuan waktu.

Molaritas larutan (M) dan penggunaannya

Reaksi zat dalam bentuk larutan sering dipengaruhi oleh perbandingan komponen
penyusun larutan. Larutan biasanya disebut encer, bila mengandung sedikit zat terlarut.
Encer pekatnya larutan disebut konsentrasi.
Satuan laju reaksi umumnya dinyatakan dengan mol/liter.detik. Molaritas (mol/
liter) adalah ukuran yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter
larutannya.
Dalam reaksi kimia , hanya tumbukan antar partikel yang memiliki energi minimum tertentu yang dapat menghasilkan reaksi (tumbukan efektif).  Energi minimum yang diperlukan untuk menghasilkan tumbukan efektif disebut energi aktivasi (Ea).  Energi aktivasi bergantung pada jenis zat pereaksi.  Bila suatu reaksi berlangsung 2 kali lebih cepat pada kenaikan suhu 10°C berarti jumlah molekul yang mencapai energi aktivasi menjadi 2 kali lebih besar pada kenaikan suhu 10°C.
Umumnya, reaksi berlangsung cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar.  Persamaan laju reaksi menyatakan hubungan kuantitatif antara laju reaksi dengan konsentrasi pereaksi.


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

1. Konsentrasi
faktor, konsentrasi, luas
permukaan sentuh,
temperatur, katalisator
Kata Kunci
Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat)
mengandung partikel yang lebih rapat, jika dibandingkan
dengan larutan encer. Semakin tinggi konsentrasi berarti
semakin banyak molekul-molekul dalam setiap satuan
luas ruangan, akibatnya tumbukan antar molekul makin sering terjadi dan reaksi
berlangsung semakin cepat.
Semakin tinggi konsentrasi suatu larutan, makin besar laju reaksinya

2. Luas permukaan sentuh
Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada pencampuran
reaktan yang terdiri dari dua fasa atau lebih, tumbukan berlangsung pada bagian
permukaan zat. Padatan berbentuk serbuk halus memiliki luas permukaan bidang sentuh
yang lebih besar daripada padatan berbentuk lempeng atau butiran. Semakin luas
permukaan partikel, maka frekuensi tumbukan kemungkinan akan semakin tinggi
sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat.
Laju reaksi berbanding lurus dengan luas permukaan reaktan

3. Temperatur
Setiap partikel selalu bergerak. Dengan naiknya suhu, energi gerak (kinetik) partikel
ikut meningkat sehingga makin banyak partikel yang memiliki energi kinetik di atas
harga energi aktivasi (Ea).
Kenaikan suhu akan memperbesar laju reaksi
Harga tetapan laju reaksi (k) akan berubah jika suhunya berubah. Berdasarkan
hasil percobaan, laju reaksi akan menjadi 2 kali lebih besar untuk setiap kenaikan suhu
10oC.
=
o = laju reaksi awal
= laju reaksi setelah suhu dinaikkan
t = kenaikan suhu ( t2 – t1 )
53
Contoh soal:
Setiap kenaikan suhu 20oC, laju reaksi menjadi 3 kali lebih cepat dari semula. Jika
pada suhu 20oC laju reaksi berlangsung 9 menit, maka tentukan laju reaksi pada suhu
80oC!
Pembahasan:
T1 = 20o
T2 = 80o
T = 9 menit
= . vt2
= . vt2
= 33 .
= 27 .
= 27 .
= t2 = = menit

4. Katalisator
Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak mengalami
perubahan kimia secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat
diperoleh kembali. Katalis mempercepat reaksi dengan cara menurunkan harga energi
aktivasi (Ea). Katalisis adalah peristiwa peningkatan laju reaksi sebagai akibat
penambahan suatu katalis. Meskipun katalis menurunkan energi aktivasi reaksi, tetapi
ia tidak mempengaruhi perbedaan energi antara produk dan pereaksi. Dengan kata
lain, penggunaan katalis tidak akan mengubah entalpi reaksi.

PERANAN KATALIS DALAM MAHLUK HIDUP DAN INDUSTRI

Peranan katalis dalam mahluk hidup
Telah diketahui bahwa laju reaksi akan meningkat
secara tajam dengan naiknya suhu. Jika reaksi tertentu
tidak cukup cepat pada suhu normal, kita dapat
mempercepat lajunya dengan meningkatkan suhu reaksi.
Namun demikian, terkadang upaya ini tidak layak dilakukan. Misalnya, sel mahluk
hidup dirancang untuk beroperasi pada suhu sekitar 37oC. Akan tetapi, banyak reaksi
biokimia dalam tubuh yang akan berlangsung terlalu lambat pada suhu ini bila tidak
ada campur tangan zat lain.
Dalam tubuh kita, berbagai proses biokimia dipercepat oleh katalis yang disebut
enzim (biokatalis). Enzim-enzim ini selalu bekerja secara spesifik; suatu reaksi hanya
dapat dipercepat oleh enzim tertentu, ibarat lubang kunci dengan anak kuncinya. Enzim
membentuk kompleks dengan substrat (zat yang akan dipercepat reaksinya), lalu
kompleks itu terurai menghasilkan zat yang diinginkan, sedangkan enzim dikembalikan
lagi ke bentuknya semula.
Contoh:
Enzim oksidase mempercepat reaksi oksidasi
Enzim hidrolase mempercepat pemecahan bahan makanan melalui reaksi hidrolisis.

Peranan katalis dalam industri
Dalam proses industri, penggunaan suhu yang lebih tinggi untuk mempercepat
reaksi seperti proses Haber untuk sintesis ammonia bisa saja dilakukan, akan tetapi
biaya operasionalnya akan menjadi sangat mahal. Di dalam indutsri kimia, meningkatkan
suhu berarti menambah biaya untuk pasokan energi. Oleh karena itu, diperlukan suatu
zat yang mampu mempercepat reaksi tanpa harus meningkatkan suhu atau tekanan
sehingga biaya produksi menjadi lebih murah. Zat tersebut adalah katalis.
katalis, makhluk hidup,
industri

a. Proses kontak (pembuatan asam sulfat)
Reaksi pembuatan asam sulfat dilakukan melaui beberapa tahap:
1) S + O2 SO2
2) 2SO2 + O2 2SO3
3) SO3 + H2O H2SO4
Reaksi tahap (2) berlangsung sangat lambat, sehingga perlu ditambahkan katalis
vanadium (V) oksida, V2O5

b. Proses Haber-Bosch (pembuatan amonia)
Amonia adalah salah satu senyawa yang sangat dibutuhkan dalam industri pupuk.
Senyawa ini dibuat melalui reaksi antara gas nitrogen dan gas hidrogen.
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3 (g)
Reaksi tersebut berjalan sangat lambat pada suhu rendah, sedangkan pada suhu
tinggi gas NH3 yang dihasilkan cenderung terurai kembali menjadi gas nitrogen dan
gas hidrogen. Atas dasar itulah, diperlukan suatu kondisi yang memungkinkan agar
reaksi dapat berlangsung cepat pada suhu rendah.
Setelah melakukan penelitian yang cukup lama, pada tahun 1905 Fritz Haber
berhasil menemukan cara membuat gas NH3 yang efisien, yaitu dengan menambahkan
katalis berupa serbuk besi (besi plus). Katalisator ini dibuat dari besi yang dicampur
dengan sedikit kalium oksida dan alumunium. Penambahan katalisator Fe tersebut
menyebabkan produksi gas amonia dapat berlangsung efektif pada suhu 500oC. Proses
ini selanjutnya dikenal dengan Proses Haber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar