1.
Akibat Kekurangan Protein
Kekurangan
protein banyak terdapat pada masyarakat sosial ekonomi rendah. Kekurangan
protein murni pada stadium berat menyebabkan Kwasiorkor pada anak-anak di bawah
lima tahun (balita). Kekurangan protein sering ditemukan secara bersamaan
dengan kekurangan energi yang menyebabkan kondisi yang dinamakan Marasmus.
a. Kwashiorkor
a. Kwashiorkor
Istilah Kwashiorkor
pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Cecily Williams pada tahun 1933, ketika ia
menemukan keadaan ini di Ghana, Afrika. Dimana dalam bahasa Ghana, Kwashiorkor
artinya penyakit yang diperoleh anak pertama, bila anak kedua sedang di tunggu
kelahirannya. Kwashiorkor lebih banyak terdapat pada usia dua hingga tiga tahun
yang sering terjadi pada anak yang terlambat menyapih, sehingga komposisi gizi
makanan tidak seimbang terutama dalam hal protein. Kwashiorkor dapat terjadi
pada konsumsi energi yang cukup atau lebih.
Gejalanya :
·
pertumbuhan terhambat
·
otot-otot berkurang dan lemah.
·
edema.
·
muka bulat seperti bulan (moonface)
·
gangguan psikimotor.
Ciri khas dari Kwashiorkor yaitu terjadinya edema di perut, kaki
dan tangan.Kehadiran Kwashiorkor erat kaitannya dengan albumin serum.Pada
Kwashiorkor gambaran klinik anak sangat berbeda. Berat badan tidak terlalu
rendah, bahkan dapat tertutup oleh adanya edema, sehingga penurunan berat badan
relatif tidak terlalu jauh, tetapi bila pengobatan edema menghilang, maka berat
badan yang rendah akan mulai menampakkan diri. Biasanya berat badan tersebut
tidak sampai di bawah 60 % dari berat badan standar bagi umur yang sesuai.
Ciri-ciri :
·
Rambut halus, jarang, dan pirang kemerahan
kusam.
·
Kulit tampak kering (Xerosis) dan memberi kesan
kasar dengan garis-garis permukaan yang jelas.
·
Di daerah tungkai dan sikut serta bokong
terdapat kulit yang menunjukkan Hyperpigmentasi dan kulit dapat mengelupas
dalam lembar yang besar, meninggalkan dasar yang licin berwarna putih
mengkilap.
·
Perut anak membuncit karena pembesaran hati.
·
Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat perlemkan
sel – sel hati.
b.
Marasmus
Marasmus berasal dari
kata Yunani yang berarti wasting merusak.Marasmus umumnya merupakan penyakit
pada bayi (12 bulan pertama), karena terlambat di beri makanan tambahan.Hal ini
dapat terjadi karena penyapihan mendadak, formula pengganti ASI terlalu encer
dan tidak higienis atau sering terkena infeksi.Marasmus berpengaruh dalam waktu
yang panjang terhadap mental dan fisik yang sukar diperbaiki.Marasmus adalah
penyakit kelaparan dan terdapat banyak di antara kelompok sosial ekonomi rendah
di sebagian besar negara sedang berkembang dan lebih banyak dari Kwashiorkor.
Gejalanya :
·
Pertumbuhan terhambat.
·
Lemak di bawah kulit berkurang.
·
Otot – otot berkurang dan melemah.
·
Berat badan lebih banyak terpengaruh dari pada
ukuran kerangka, seperti : panjang, lingkar kepala dan lingkar dada.
·
Muka seperti orang tua (Oldman’s Face).
Pada penderita Marasmus biasanya tidak ada pembesaran hati
(Hepatomegalia) dan kadar lemak serta kolesterol di dalam darah menurun. Suhu
badan juga lebih rendah dari suhu anak sehat dan anak tergeletak in – aktif,
tidak ada perhatian bagi keadaan sekitarnya.
2.
Akibat Kelebihan Protein
Protein
secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh.Makanan yang tinggi proteinnya
biasanya tinggi lemak sehingga dapat menyebabkan obesitas.Diet protein tinggi
yang sering dianjurkan untuk menurunkan berat badan kurang beralasan. Kelebihan
dapat menimbulkan masalah lain, terutama pada bayi. Kelebihan asam amino
memberatkan ginjal dan hati yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan
nitrogen.
Kelebihan
protein akan menimbulkan asidosis, dehidrasi, diare, kenaikan amoniak darah,
kenaikan ureum darah, dan demam. Ini di lihat pada bayi yang di beri susu skim
atau formula dengan konsentrasi tinggi, sehingga konsumsi protein mencapai 6
g/kg BB. Batas yang dianjurkan untuk konsumsi protein adalah dua kali Angaka
Kecukupan Gizi (AKG) untuk protein.
3.
Upaya Penanggulangan
Untuk
menanggulangi kekurangan / kelebihan protein, maka dapat dilakukan upaya
penanggulangan sebagai berikut :
·
Pemantauan Status Gizi (PSG) masyarakat.
·
Pemberian Makanan Tambahan (PMT).
·
Pemantauan garam beryodium.
·
Pemberian kapsul vitamin A.
·
Pemberian tablet Fe.
·
Pengumpulan data KADARZI.
Mohon informasinya, sumbernya didapat dari mana ya?
BalasHapus