1. Kesetimbangan kimia dalam Mulut
a.
Kesetimbangan dalam mulut
Reaksi kesetimbangan terjadi juga
dalam mulut. Email gigi mengandung senyawa kalsiumhidrosiapatit, Ca5(PO4)3OH.
Di dalam mulut, zat itu akan mengalami reaksi kesetimbangan sebagai berikut.
Ca5(PO4)3OH
(s) 5 Ca2+ (aq) + 3PO43- (aq) + OH- (aq)
Reaksi kesetimbangan yang terjadi akan
mengalami pergeseran jika kita mengosumsi makanan yang mengandung asam. Makanan
asam mengandung ion H+ sehingga ion tersebut akan mengikat ion PO43-
dan OH-. Akibatnya, reaksi kesetimbangan akan bergeser kekanan atau
(konsentrasi Ca5(PO4)3OH) berkurang.
Pergeseran reaksi tersebut menyebabkan lapisan email menjadi keropos sehingga
timbul sakit gigi.
2. Kesetimbangan Kimia dalam Industri
a. Proses
Haber Bosch
Amonia (NH3) merupakan senyawa nitrogen yang sangat penting bagi kehidupan, terutama sebagai bahan pembuatan
pupuk dan sebagai pelarut yang baik untuk berbagai senyawa ionik dan senyawa polar. Amonia dibuat berdasarkan reaksi antara gas nitrogen dengan
hidrogen. Reaksi pembuatan ammonia ini dikemukakan oleh Frizt Haber dan
disempurnakan oleh rekannya yakni Karl Bosch. Proses pembuatan amonia ini
disebut proses Haber-Bosch.
Tahap
1 :
CH4 + H2O CO + 3H2
Tahap
2 :
CO + H2O CO2 + H2
Tahap
3 :
N2
(g) + 3H2 (g) 2NH3 ΔH = -92,4 kJ
Dalam industri, amonia diproduksi
dengan menggunakan proses Haber-Bosch yang mereaksikan gas nitrogen dan
hidrogen dengan menggunakan katalis permukaan platina. Pada suhu biasa proses
reaksi berjalan lambat 79 sekali. Tetapi jika suhu dinaikkan, reaksi
berlangsung jauh lebih cepat. Kenaikan suhu tersebut menyebabkan reaksi
bergeser ke arah kiri (pereaksi) sehingga mengurangi produksi amonia.
b.
Proses Kontak
Bahan utama dalam pembuatan asam
sulfat adalah gas SO3. Gas SO3 dibuat dengan cara proses kontak berdasarkan
reaksi eksoterm.
2SO2 (g) + O2 (g) 2SO3 (g) ΔH = –191,2 kJ
Reaksi bergeser ke arah kanan tidak
terjadi jika pada suhu kamar. Tetapi kondisi optimal dicapai pada suhu 400oC
dengan menggunakan katalis vanadium oksida (V2O5) reaksi berjalan dengan baik,
yaitu 98% sempurna.
Tahap
1 : oksidasi S
S (s) + O2 (g) à SO2 (g) ΔH = -297 kJ
Tahap
2 : oksidasi SO2
2SO2 (g) + O2 (g) 2SO3 (g) ΔH = -297 kJ
Tahap
3 : pembentukan H2SO4
SO3
(g) + H2SO4 (aq) à H2S2O7
(l)
H2S2O7
(l) + H2O (l) àH2SO4 (aq)
c.
Proses Ostwald
Asam nitrat (HNO3) merupakan
asam oksidator kuat yang cukup berbahaya. Asam ini mudah bereaksi dengan logam
membentuk gas beracun. Dalam kehidupan sehari-hari, asam nitrat sering
digunakan sebagai dasar pembuatan pupuk sebagaimana dengan amoniak. Asam ini juga
merupakan bahan dalam pembuatan bahan peledak. Pembuatan asam nitrat dikenal
dengan proses Otswald. Proses ini berlangsung dalam 3 tahap, yaitu
Tahap 1 : Oksidasi ammonia
Gas NO diperoleh dari
mereaksikan amoniak dengan oksigen pada suhu 900 oC tekanan 4-10 atm dengan
adanya katalis Pt-Rh. Reaksi yang terjadi adalah :
4NH3
(g) + 5O2 (g) 4NO (g) + 6H2O
(l) ΔH = -907 kJ
Tahap 2 : oksidasi gas NO
Setelah gas NO terbentuk, gas NO didinginkan dahulu sampai suhu mencapai
25-40 oC kemudian direaksikan dengan gas oksigen pada tekanan 7-12 atm. Reaksi
yang terjadi adalah :
2NO
(g) + O2 (g) 2NO2 ΔH= -114 kJ
Tahap 3 : pembentukan HNO3
Pada tahap
ini, gas NO2 direaksikan dengan air membentuk HNO3 dan NO. Reaksi yang
terjadi :
3NO2
(g) + H2O (l) 2HNO3 (aq) + NO (g)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar