Reaksi kimia
berlangsung dengan kecepatan yang berbeda beda. Meledaknya petasan,
adalah contoh reaksi yang berlangsung dalam waktu singkat. Proses perkaratan
besi,
pematangan buah di pohon, dan fosilisasi sisa organisme merupakan
peristiwaperistiwakimia yang berlangsung sangat lambat.Reaksi kimia selalu
berkaitan dengan perubahan dari suatu pereaksi (reaktan)menjadi hasil reaksi
(produk).Pereaksi (reaktan) → Hasil
reaksi (produk) Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah (konsentrasi) pereaksiper satuan waktu atau bertambahnya jumlah (konsentrasi) hasil
reaksi per satuan waktu.
Molaritas larutan (M)
dan penggunaannya
Reaksi zat dalam
bentuk larutan sering dipengaruhi oleh perbandingan komponen
penyusun larutan.
Larutan biasanya disebut encer, bila mengandung sedikit zat terlarut.
Encer pekatnya
larutan disebut konsentrasi.
Satuan laju reaksi
umumnya dinyatakan dengan mol/liter.detik. Molaritas (mol/
liter) adalah ukuran
yang menyatakan banyaknya mol zat terlarut dalam satu liter
larutannya.
Dalam reaksi kimia , hanya tumbukan
antar partikel yang memiliki energi minimum tertentu yang dapat menghasilkan
reaksi (tumbukan efektif). Energi minimum yang diperlukan untuk menghasilkan
tumbukan efektif disebut energi aktivasi (Ea). Energi aktivasi bergantung pada jenis zat
pereaksi. Bila suatu reaksi berlangsung
2 kali lebih cepat pada kenaikan suhu 10°C berarti jumlah molekul yang mencapai
energi aktivasi menjadi 2 kali lebih besar pada kenaikan suhu 10°C.
Umumnya, reaksi berlangsung cepat jika konsentrasi
pereaksi diperbesar. Persamaan laju reaksi menyatakan hubungan kuantitatif
antara laju reaksi dengan konsentrasi pereaksi.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
1. Konsentrasi
faktor, konsentrasi,
luas
permukaan sentuh,
temperatur, katalisator
Kata Kunci
Larutan dengan
konsentrasi yang besar (pekat)
mengandung partikel
yang lebih rapat, jika dibandingkan
dengan larutan encer.
Semakin tinggi konsentrasi berarti
semakin banyak
molekul-molekul dalam setiap satuan
luas ruangan,
akibatnya tumbukan antar molekul makin sering terjadi dan reaksi
berlangsung semakin
cepat.
Semakin tinggi
konsentrasi suatu larutan, makin besar laju reaksinya
2. Luas permukaan
sentuh
Suatu zat akan
bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada pencampuran
reaktan yang terdiri
dari dua fasa atau lebih, tumbukan berlangsung pada bagian
permukaan zat.
Padatan berbentuk serbuk halus memiliki luas permukaan bidang sentuh
yang lebih besar
daripada padatan berbentuk lempeng atau butiran. Semakin luas
permukaan partikel,
maka frekuensi tumbukan kemungkinan akan semakin tinggi
sehingga reaksi dapat
berlangsung lebih cepat.
Laju reaksi
berbanding lurus dengan luas permukaan reaktan
3. Temperatur
Setiap partikel
selalu bergerak. Dengan naiknya suhu, energi gerak (kinetik) partikel
ikut meningkat
sehingga makin banyak partikel yang memiliki energi kinetik di atas
harga energi aktivasi
(Ea).
Kenaikan suhu akan
memperbesar laju reaksi
Harga tetapan laju
reaksi (k) akan berubah jika suhunya berubah. Berdasarkan
hasil percobaan, laju
reaksi akan menjadi 2 kali lebih besar untuk setiap kenaikan suhu
10oC.
=
o = laju reaksi awal
= laju reaksi setelah
suhu dinaikkan
t = kenaikan suhu (
t2 – t1 )
53
Contoh
soal:
Setiap kenaikan suhu
20oC, laju reaksi menjadi 3 kali lebih cepat dari semula. Jika
pada suhu 20oC laju
reaksi berlangsung 9 menit, maka tentukan laju reaksi pada suhu
80oC!
Pembahasan:
T1 = 20o
T2 = 80o
T = 9 menit
= . vt2
= . vt2
= 33 .
= 27 .
= 27 .
= t2 = = menit
4. Katalisator
Katalis adalah zat
yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak mengalami
perubahan kimia
secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat
diperoleh kembali.
Katalis mempercepat reaksi dengan cara menurunkan harga energi
aktivasi (Ea).
Katalisis adalah peristiwa peningkatan laju reaksi sebagai akibat
penambahan suatu
katalis. Meskipun katalis menurunkan energi aktivasi reaksi, tetapi
ia tidak mempengaruhi
perbedaan energi antara produk dan pereaksi. Dengan kata
lain, penggunaan
katalis tidak akan mengubah entalpi reaksi.
PERANAN KATALIS DALAM
MAHLUK HIDUP DAN INDUSTRI
Peranan katalis
dalam mahluk hidup
Telah diketahui bahwa
laju reaksi akan meningkat
secara tajam dengan
naiknya suhu. Jika reaksi tertentu
tidak cukup cepat
pada suhu normal, kita dapat
mempercepat lajunya
dengan meningkatkan suhu reaksi.
Namun demikian,
terkadang upaya ini tidak layak dilakukan. Misalnya, sel mahluk
hidup dirancang untuk
beroperasi pada suhu sekitar 37oC. Akan tetapi, banyak reaksi
biokimia dalam tubuh
yang akan berlangsung terlalu lambat pada suhu ini bila tidak
ada campur tangan zat
lain.
Dalam tubuh kita,
berbagai proses biokimia dipercepat oleh katalis yang disebut
enzim (biokatalis).
Enzim-enzim ini selalu bekerja secara spesifik; suatu reaksi hanya
dapat dipercepat oleh
enzim tertentu, ibarat lubang kunci dengan anak kuncinya. Enzim
membentuk kompleks
dengan substrat (zat yang akan dipercepat reaksinya), lalu
kompleks itu terurai
menghasilkan zat yang diinginkan, sedangkan enzim dikembalikan
lagi ke bentuknya
semula.
Contoh:
• Enzim oksidase mempercepat
reaksi oksidasi
• Enzim hidrolase mempercepat
pemecahan bahan makanan melalui reaksi hidrolisis.
Peranan katalis dalam
industri
Dalam proses
industri, penggunaan suhu yang lebih tinggi untuk mempercepat
reaksi seperti proses
Haber untuk sintesis ammonia bisa saja dilakukan, akan tetapi
biaya operasionalnya
akan menjadi sangat mahal. Di dalam indutsri kimia, meningkatkan
suhu berarti menambah
biaya untuk pasokan energi. Oleh karena itu, diperlukan suatu
zat yang mampu
mempercepat reaksi tanpa harus meningkatkan suhu atau tekanan
sehingga biaya
produksi menjadi lebih murah. Zat tersebut adalah katalis.
katalis, makhluk
hidup,
industri
a.
Proses kontak (pembuatan asam sulfat)
Reaksi pembuatan asam
sulfat dilakukan melaui beberapa tahap:
1) S + O2 →
SO2
2) 2SO2 + O2 2SO3
3) SO3 + H2O H2SO4
Reaksi tahap (2)
berlangsung sangat lambat, sehingga perlu ditambahkan katalis
vanadium (V) oksida,
V2O5
b.
Proses Haber-Bosch (pembuatan amonia)
Amonia adalah salah
satu senyawa yang sangat dibutuhkan dalam industri pupuk.
Senyawa ini dibuat
melalui reaksi antara gas nitrogen dan gas hidrogen.
N2 (g) + 3H2 (g) 2NH3
(g)
Reaksi tersebut
berjalan sangat lambat pada suhu rendah, sedangkan pada suhu
tinggi gas NH3 yang
dihasilkan cenderung terurai kembali menjadi gas nitrogen dan
gas hidrogen. Atas
dasar itulah, diperlukan suatu kondisi yang memungkinkan agar
reaksi dapat
berlangsung cepat pada suhu rendah.
Setelah melakukan
penelitian yang cukup lama, pada tahun 1905 Fritz Haber
berhasil menemukan
cara membuat gas NH3 yang efisien, yaitu dengan menambahkan
katalis berupa serbuk
besi (besi plus). Katalisator ini dibuat dari besi yang dicampur
dengan sedikit kalium
oksida dan alumunium. Penambahan katalisator Fe tersebut
menyebabkan produksi
gas amonia dapat berlangsung efektif pada suhu 500oC. Proses
ini selanjutnya
dikenal dengan Proses Haber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar