Tembaga adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan nomor atom 29. Lambangnya berasal dari bahasa latin cuprum (Latin, cuprum, dari pulau Cyprus). Tembaga (Cu) merupakan unsur logam golongan IB periode keempat. Konfigurasi elektronnya adalah [Ar] 3d10 4s1.
a.
Kelimpahan
Tembaga (Cu)
Tembaga di alam
tidak begitu melimpah dan ditemukan dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk
senyawaan. Bijih tembaga yang terpenting yaitu pirit atau chalcopyrite
(CuFeS2), copper glance
atau chalcolite (Cu2S), cuprite (Cu2O), malaconite (CuO) dan malachite (Cu2(OH)2CO3)
sedangkan dalam unsur bebas ditemukan di Northern Michigan, Amerika Serikat. Dalam
jumlah kecil tembaga ditemukan pada beberapa jenis tanaman, bulu-bulu burung
terutama yang berbulu terang dan dalam darah binatang-binatang laut seperti
udang dan kerang.
b.
Sifat
Fisika Tembaga (Cu)
Nomor atom
|
29
|
Konfigurasi elektron
|
[Ar]
3d10 4s1
|
Elektronegativitas
|
1,9
|
Jari-jari metalik/pm
(koordinasi 12)
|
128
|
Jari-jari ionik/pm
|
73
(+2); 77 (+1)
|
Energi ionisasi
pertama/kJ.mol-1
|
745
|
Titik leleh/°C
|
1083
|
Titik didih/°C
|
2570
|
Densitas (20°C)/g.cm-3
|
8,95
|
Selain itu, sifat tembaga secara fisik adalah sebagai
berikut.
1.
Kuat dan ulet
2.
Dapat ditempa
3.
Tahan korosi
4.
Penhantar listrik dan panas yang baik
5.
Logam yang kurang aktif
c.
Sifat
Kimia Tembaga (Cu)
Tembaga merupakan
unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap korosi. Pada udara
yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan yang berwarna hijau
yang menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
Pada kondisi
yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 °C tembaga dapat bereaksi dengan
oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan pada suhu yang lebih
tinggi, sekitar 1000 ºC, akan terbentuk tembaga(I) oksida (Cu2O)
yang berwarna merah.
Tembaga tidak
diserang oleh air atau uap air dan asam-asam non-oksidator encer seperti HCl
encer dan H2SO4 encer. Tetapi asam klorida pekat dan
mendidih menyerang logam tembaga dan membebaskan gas hidrogen. Hal ini
disebabkan oleh terbentuknya ion kompleks CuCl2¯(aq) yang mendorong
reaksi kesetimbangan bergeser ke arah produk.
2Cu(s)
+ 2H+(aq) 2Cu+(aq)
+ H2(g)
2Cu+(aq)
+ 4Cl-(aq)
2CuCl2-(aq)
Asam sulfat
pekatpun dapat menyerang tembaga, seperti reaksi berikut.
Cu(s) +
H2SO4(l)
CuSO4(aq) + 2H2O(l) + SO2(g)
Asam nitrat
encer dan pekat dapat menyerang tembaga, sesuai reaksi berikut.
Cu(s) +
HNO3(encer)
3Cu(NO3)2(aq) + 4H2O(l) +
2NO(g)
Cu(s) +
4HNO3(pekat)
Cu(NO3)2(aq) + 2H2O(l) + 2NO2(g)
Tembaga tidak
bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh adanya udara membentuk
larutan yang berwarna biru dari kompleks Cu(NH3)4+.
Selain itu, tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen.
Bereaksi dengan belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida
dan untuk reaksi dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida, khusus klor yang
menghasilkan tembaga(II) klorida.
Tembaga
memiliki tingkat oksidasi +1, seperti halnya logam-logam alkali. Namun, lebih
umum dengan tingkat oksidasi +2 daripada +1.
Tembaga sukar teroksidasi sebagaimana ditunjukkan oleh nilai positif
potensial reduksinya:
Cu2+(aq)
+ 2e → Cu(s) E° = +0,34 V
d. Ekstraksi
Tembaga
Ekstraksi tembaga murni dari konsentrat tembaga dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
Ø Pirometalurgi
Bijih pekat dipanaskan (proses roasting) dalam kondisi udara
terbatas. Proses ini menguraikan garam rangkap sulfida menjadi besi(III) oksida
dan tembaga(I) sulfida, menurut reaksi:
4CuFeS2(s) + 9O2(g)
2Cu2S(l) +
6SO2(g) + 2Fe2O3(s)
Ke dalam lelehan campuran ditambahkan pasir untuk mengubah
besi(III) menjadi ampas atau terak besi(III) silikat, menurut persamaan:
2Fe2O3(s) + 3SiO2(s)
Fe2(SiO3)3(l)
Cairan ini berada pada permukaan dan dapat dituang terpisah.
Udara kemudian ditambah lagi untuk mengubah tembaga(I)sulfida menjadi
tembaga(I)oksida:
2Cu2S(l) + 3O2(g)
2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Penambahan udara dihentikan setelah kira-kira
tembaga(I)sulfida teroksidasi. Campuran tembaga(I) oksida dan tembaga(I)
sulfida kemudian mengalami reaksi redoks khusus dan menghasilkan logam tembaga
tak murni.
Cu2S(l) + 2Cu2O(s)
6Cu(l)
+ SO2(g)
Proses ini mempunyai beberapa keuntungan, proses kimia dan
teknologinya sangat terkenal dan dipahami, banyak dijumpai pada
peleburan-peleburan tembaga dan merupakan proses yang relatif cepat.
Kelemahannya adalah bahwa bijih harus dipekatkan cukup tinggi, proses
peleburannya membutuhkan banyak energi, selain itu membebaskan emisi gas SO2
dalam jumlah besar sebagai polutan yang mencemari udara atau lingkungan.
Ø Elektrolisis (dengan arus listrik)
Tembaga adalah suatu logam yang menarik (attaractive),
berwarna kemerahan. Tembaga memiliki daya hantar panas dan listrik kedua
setelah perak. Perunggu, brasso, dan alloy-alloy yang lain adalah material yang
telah lama digunakan sejak lama. Tembaga terdapat dalam dua kelas mineral yang
penting yaitu:
1) Mineral-mineral sulfida, seperti
CuFeS2, Cu3FeS3, dan Cu2S.
2) Mineral-mineral oksida, seperti CuO,Cu2(OH)2CO3
dan Cu3(OH)2(CO3)2.
Mineral tembaga yang diperolah sekarang ini terutama adalah
dari tingkatan yang rendah, yang mengandung sejumlah proporsi pasir dan batu
atau “gangue”. Langkah pertama pada produksi logam tembaga adalah pembakaran
mineral chalcopyrite dalam supply udara yang terbatas yang menghasilkan Cu2S
dan FeO, yang kemudian FeO dipisahkan dengan cara menambahkan silika untuk
membentuk slag dan Cu2S diubah menjadi Cu dengan reaksi:
Cu2S + O2
2Cu + SO2
Pemurnian Cu dilakukan dengan cara elektrolisis menggunakan
sel dengan anoda Cu yang tidak murni, Cu bersih sebagai katoda dan CuSO4
sebagai elektrolit. Selama elektrolisis, Cu ditransfer dari anoda ke katoda dan
menghasilkan logam Cu dengan tingkat kemurnia yang tinggi, sehingga cocok
digunakan untuk kabel listrik.
e. Senyawaan
Tembaga
Keadaan
pengoksidaan biasa bagi tembaga termasuklah keadaan kuprum(I) yang kurang
stabil, Cu+; dan keadaan yang lebih stabil kuprum(II), Cu2+,
yang membentuk garam dan larutan berwarna biru atau biru kehijauan. Dalam
keadaan yang luar biasa, keadaan pengoksidaan 3+ dan yang lebih jarang iaitu
keadaan 4+ boleh dicapai.
·
Tembaga(II)
Tembaga(II) yang stabil mendominasi
dalam larutannya. Dalam air, hampir semua garam tembaga(II) berwarna biru oleh
karena warna ion kompleks koordinasi enam, [Cu(H2O)6]2+.
Suatu pengecualian terkenal adalah kuprum(II) klorida berwarna hijau karena ion
kompleksnya empat [CuCl4]2- yang mempunyai bangun
geometri dasar tetrahedral atau bujursangkar bergantung pada kation pasangannya.
Dalam larutan encer garam klorida berwarna biru karena adanya pendesakan ligan
Cl- oleh ligan H2O. Kuprum(II) sulfat membentuk hablur
pentahidrat biru yang mungkin merupakan sebatian kuprum paling dikenali dalam
makmal. Ia digunakan sebagai racun kulat, juga dikenali sebagai campuran
Bordeaux.
Tembaga(II) hidroksida tidak larut
dalam basa encer, tetapi larut(II), dalam hidroksida pekat membentuk larutan
biru tua ion tetrahidroksidakuprat, [Cu(OH)4]-.
Tembaga(II) hidroksida juga larut dalam dalam larutan amonia memberikan larutan
biru tua ion [Cu(NH3)(4-5)(H2O)(2-1)]2-.
Larutan tembaga (II) dengan berbagai
ligan sangat stabil secara termodinamika, tetapi ligan pereduksi seperti iodida
akan mereduksi tembaga(II) menjadi endapan tembaga(I):
2Cu2+(aq) + 4 I-(aq)
2CuI (s) + I2 (aq)
·
Tembaga(I)
Pada dasarnya, tembaga bukannya
logam yang reaktif, namun logam ini dapat diserang oleh asam-asam pekat. Secara
khusus tembaga bereaksi dengan asam hidroksida mendidih dan menghasilkan
larutan tak berwarna dan gas hidrogen, walaupun hidroklorida bukanlah asam
oksidator kuat seperti asam nitrat.
Ion tembaga(I) membentuk ion
kompleks tak berwarna diklorokuprat(I), [CuCl2]-. Tahap
reaksi ke dua inilah yang didugaberlangsung sangat cepat sehingga memicu
terjadinya tahap reaksi pertama menurut persamaan reaksinya seperti berikut:
Cu(s) H3O-(aq)
Cu+(aq) + H2(g)
+ 2H2O (l)
Cu+(aq) + 2Cl-(aq)
[CuCl2]-(aq)
Pada umumnya, senyawa tembaga(I)
tidak berwarna atau putih, karena ion mempunyai konfigurasi elektronik penuh 3d10.
Dalam air, ion tembaga(I) hidrat tidak stabil dan mengalami disproporsionasi
menjadi ion tembaga(II) sesuai dengan ramalan diagram potensial reduksi frost.
2Cu+(aq)
Cu2+(aq) + Cu(s)
f. Manfaat
Tembaga
Tembaga banyak digunakan pada pembuatan kabel listrik, pipa
air dan uap (karena taha korosi), eksterior bangunan, misalnya untuk pembuatan
roofing dan flashing. Malachite yang dipolish secara luas digunakan untuk
keperluan dekoratif. Cu juga digunakan pada pembuatan alloy seperti brasso
(Cu/Zn), perunggu (Cu/Sn), perak nikel (Cu/Zn/Ni) dan pada pembuatan koin logam
(Cu/Ni). Tembaga(II) sulfat secara luas digunakan sebagai fungisida. Tembaga
mempunyai peranan vital dalam bidang biokimia, misalnya dalam sitokrom oksidase
(terlibat dalam reduksi O2 menjadi H2O) dan dalam
haemosianin (pembawa O2 protein tembaga pada artropoda).
Senyawa-senyawa tembaga mempunyai sejumlah penggunaan katalitik dan applikasi
analitik termasuk untuk uji biuret dan dalam larutan fehling. Penggunaan
tembaga:
1.
Untuk kawat listrik
2.
Untuk membuat logam paduan
Tembaga
(II) sulfat, CuSo4. XH2O yang dikenal dengan nama terusi digunakan sebagai
fungisida, misalnya pada kolam renang. Kegunaan lain adalah pada pemurnian
tembaga dan penyepuhan tembaga. Kekuatan tarik :200 – 300 N/mm2.
Selain
itu, industri elektrik merupakan konsumen terbesar unsur ini. Campuran logam
besi yang memakai tembaga seperti brass dan perunggu sangat penting.
Semua koin-koin di Amerika dan logam-logam senjata mengandung tembaga. Tembaga
memiliki kegunaan yang luas sebagai racun pertanian dan sebagai algisida dalam
pemurnian air. Senyawa-senyawa tembaga seperti solusi Fehling banyak digunakan
di bidang kimia analitik untuk tes gula.
coba jelaskan struktur atomnya
BalasHapuscoba jelaskan struktur atomnya
BalasHapusKeren ,makasih banyak kaka
BalasHapusSangat Membantu, Terima Kasih :)
BalasHapusAlhamdulillah sangat membantu
BalasHapus